Saturday, January 14, 2017

COMFORT WOMEN DALAM PERSPEKTIF KOREA SELATAN

Comfort women merupakan sebuah istilah untuk para wanita  yang dipaksa menjadi sexual slavery tentara-tentara kekaisaran Jepang di Negara-negara yang menjadi daerah jajahan Jepang dan selama Perang Dunia II. Comfort women dalam bahasa Jepangnya ialah Jugun Ianfu. Korea Selatan merupakan Negara yang dimana para wanita di Korea Selatan menjadi salah satu sexual slavery-nya Jepang. Jepang yang dipimpin oleh Perdana menteri, Shinzo Abe dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye mengadakan pertemuan dan melaksanakan perjanjian mengenai Comfort Women.

Perjanjian mengenai Comfort Women diadakan pada bulan November 2015 silam. Perjanjian mengenai Comfort Women menjadi isu yang controversial di Korea Selatan. Kesepakatan atau perjanjian ini baru terjalin karena adanya tekanan eksternal dari kedua belah pihak dan ada sebagian consensus mengatakan bahwa terjalinnya perjanjian ini dikarenakan ayahnya presiden Park Geun Hye pernah bekerja untuk pemerintahan Jepang pada zaman colonial dan menyebabkan presiden Park Geun Hye merasa berhutang budi atau adanya rasa ingin menyelesaikan permasalahan ini.

Jepang, melalui Perdana Menterinya, Shinzo Abe telah melontarkan permintaan maaf kepada korban-korban yang menjadi sexual slavery tentara-tentaranya pada zaman colonial. Namun rakyat Korea Selatan menolak permintaan maaf tersebut dan juga rakyat Korea Selatan mendirikan patung “Comfort Women” di depan gedung kedutaan besar Jepang yang berada di Seoul. Banyaknya rakyat Korea Selatan yang tidak menyetujui perjanjian ini ada sekitar 50.7%, karena rakyat Korea Selatan merasa masalah ini berkaitan dengan harga diri para wanita di negaranya yang telah dirusak oleh tentara-tentara colonial Jepang.

Pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa perjanjian ini akan tetap terjalin, jika:
ü  Jepang memberikan dana sebesar 1 miliar yen bagi para korban yang masih hidup dan pemerintahan Korea Selatan akan mengelola untuk dibagikan.
ü  Dana tersebut juga dilengkapi dengan permintaan maaf yang mendalam yang disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
ü  Pemerintahan Korea Selatan juga akan mempertimbangkan masalah ini terselesaikan jika Jepang memenuhi janji-janjinya.
ü  Korea Selatan akan menghancurkan patung yang melambangkan “Comfort Women” yang berada di depan gedung kedutaan besar Jepang di Seoul.

ü  Kedua belah pihak berjanji untuk tidak saling mengkritik mengenai masalah ini di depan masyarakat internasional.

Tuesday, January 3, 2017

PERSPEKTIF GAME THEORY

Perspektif game theory terdapat tiga macam, diantaranya:

  1. Prisioner Dilema, dimana perspektif ini memerlukan kerjasama dan kompromi. Misalnya actor A melakukan kejahatan sesuai dengan kejahatan actor B, namun kejahatan actor A ini diketahui oleh actor C. Jika actor C memberikan saksi terhadap apa yang dilakukan actor A maka actor A dijatuhi hukuman yang berat sedangkan actor B akan dibebaskan. Jika actor C mengadukan apa yang actor A dan actor B lakukan dan keduanya berusaha menyangkalnya maka mereka akan diberikan hukuman yang sama. Dan jika mereka bekerjasama untuk menyembunyikannya maka keduanya akan terbebas dari ancaman hukuman.
  2. Stag Hunt Game, dimana menggambarkan konflik dan kerjasama sosial. Game theory ini menganalogikan pemburuan rusa dan kelinci. Jika actor A dan actor B berkerjasama dalam menangkap seekor rusa namun membutuhkan waktu yang lama maka mereka akan mendapatkan keuntungan yang besar. Jika actor A atau actor B membelot, menangkap seekor kelinci karena tidak sabar maka keduanya kehilangan kepercayaan masing-masing dan memperoleh keuntungan yang kecil ketimbang memburu rusa. Jika actor A dan actor B bersama-sama memburu kelinci maka mereka akan berupaya lebih keras atau bersaing karena kesempatan mereka mendapatkan kelinci menjadi terbatas, ini dapat menyebabkan konflik yang terjadi antar actor A dan actor B.
  3. Chicken Game, dimana ini menganalogikan konflik pengendara kendaraan. Jika actor A dan actor B sama-sama kencang dalam melajukan kendaraannya dan diantara mereka berdua tidak berniat untuk menghindarinya dan terjadi tabrakan maka ini menggambarkan bahwa keduanya tidak mau kalah dari yang lain. Jika actor A atau actor B mengelak dari tabrakan itu maka salah satunya dianggap sebagai pencundang. Dan jika actor A dan actor B sama-sama mengelak dari tabrakan maka diantara mereka berdua tidak ada pemenang maupun pecundang