Comfort women
merupakan sebuah istilah untuk para wanita yang dipaksa menjadi sexual slavery
tentara-tentara kekaisaran Jepang di Negara-negara yang menjadi daerah jajahan
Jepang dan selama Perang Dunia II. Comfort women dalam bahasa Jepangnya ialah Jugun
Ianfu. Korea Selatan merupakan Negara yang dimana para wanita di Korea Selatan
menjadi salah satu sexual slavery-nya Jepang. Jepang yang dipimpin oleh Perdana
menteri, Shinzo Abe dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye mengadakan
pertemuan dan melaksanakan perjanjian mengenai Comfort Women.
Perjanjian
mengenai Comfort Women diadakan pada bulan November 2015 silam. Perjanjian
mengenai Comfort Women menjadi isu yang controversial di Korea Selatan.
Kesepakatan atau perjanjian ini baru terjalin karena adanya tekanan eksternal
dari kedua belah pihak dan ada sebagian consensus mengatakan bahwa terjalinnya
perjanjian ini dikarenakan ayahnya presiden Park Geun Hye pernah bekerja untuk
pemerintahan Jepang pada zaman colonial dan menyebabkan presiden Park Geun Hye
merasa berhutang budi atau adanya rasa ingin menyelesaikan permasalahan ini.
Jepang,
melalui Perdana Menterinya, Shinzo Abe telah melontarkan permintaan maaf kepada
korban-korban yang menjadi sexual slavery tentara-tentaranya pada zaman
colonial. Namun rakyat Korea Selatan menolak permintaan maaf tersebut dan juga
rakyat Korea Selatan mendirikan patung “Comfort Women” di depan gedung kedutaan
besar Jepang yang berada di Seoul. Banyaknya rakyat Korea Selatan yang tidak
menyetujui perjanjian ini ada sekitar 50.7%, karena rakyat Korea Selatan merasa
masalah ini berkaitan dengan harga diri para wanita di negaranya yang telah
dirusak oleh tentara-tentara colonial Jepang.
Pemerintahan Korea
Selatan mengatakan bahwa perjanjian ini akan tetap terjalin, jika:
ü
Jepang memberikan dana sebesar 1 miliar yen bagi
para korban yang masih hidup dan pemerintahan Korea Selatan akan mengelola
untuk dibagikan.
ü
Dana tersebut juga dilengkapi dengan permintaan
maaf yang mendalam yang disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
ü
Pemerintahan Korea Selatan juga akan
mempertimbangkan masalah ini terselesaikan jika Jepang memenuhi janji-janjinya.
ü
Korea Selatan akan menghancurkan patung yang
melambangkan “Comfort Women” yang berada di depan gedung kedutaan besar Jepang
di Seoul.
ü
Kedua belah pihak berjanji untuk tidak saling
mengkritik mengenai masalah ini di depan masyarakat internasional.