REVOLUSI HIJAU
Revolusi
Hijau merupakan bagian dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem
pertanian pada abad sekarang ini. Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu
perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern.
Lahirnya Revolusi Hijau melalui proses panjang dan akhirnya meluas ke wilayah
Asia dan Afrika. Revolusi Hijau mulai mendapat perhatian setelah Thomas Robert
Malthus (1766–1834) mulai melakukan penelitian dan memaparkan hasilnya. Malthus
menyatakan bahwa kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari oleh
manusia. Di Meksiko pada tahun 1944 didirikan sebuah pusat penelitian
benih jagung dan gandum. Pusat penelitian ini mendapat bimbingan langsung dari
Rockefeller Foundation. Hanya dalam beberapa tahun, para peneliti di lembaga
tersebut berhasil menemukan beberapa varietas baru yang hasilnya jauh di atas
rata-rata hasil varietas lokal Meksiko. Diilhami oleh kesuksesan hasil
penelitian di Meksiko, pada tahun 1962 Rockefeller Foundation bekerja sama
dengan Ford Foundation mendirikan sebuah badan penelitian untuk tanaman padi di
Filipina. Badan penelitian ini dinamakan International Rice Research Institute
(IRRI) yang bertempat di Los Banos, Filipina. Pusat penelitian initernyata juga
menghasilkan suatu varietas padi baru yang hasilnya jauh melebihi rata-rata
hasil varietas lokal di Asia. Varietas baru tersebut merupakan hasil
persilangan genetik antara varietas padi kerdil dari Taiwan yang bernama Dee Geowoogen
dan varietas padi jangkung dari Indonesia yang bernama Peta.
Hasil
dari persilangan tersebut diberi nama IR 8-288-3 atau biasa dikenal dengan IR-8
dan di Indonesia dikenal dengan sebutan padi PB-8. Setelah penemuan padi PB- 8,
disusul oleh penemuan varietasvarietas baru yang lain. Jenis-jenis bibit dari
IRRI ini di Indonesia disebut Padi Unggul Baru (PUB). Pada tahun 1966, IR-8
mulai disebarkan ke Asia diikuti oleh penyebaran IR-5 pada tahun 1967. Pada
tahun 1968 di India, Pakistan, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam,
dan Indonesia telah dilaksanakan penanaman padi jenis IR atau PUB secara luas
di masyarakat. Pada tahun 1976 areal sawah di Asia yang ditanami PUB sudah
mencapai 24 juta hektar. Revolusi Hijau adalah proses keberhasilan para
teknologi pertanian dalam melakukan persilangan (breeding) antarjenis tanaman
tertentu sehingga menghasilkan jenis tanaman unggul untuk meningkatkan produksi
bahan pangan. Jenis tanaman unggul itu mempunyai ciri berumur pendek,
memberikan hasil produksi berlipat
ganda (dibandingkan dengan jenis tradisional) dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan apapun, asal memenuhi syarat, antara lain:
tersedia cukup air.
pemupukan teratur.
tersedia bahan kimia pemberantas hama dan
penyakit.
tersedia
bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu.
PERKEMBANGAN REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA
Perkembangan
revolusi hijau yang semakin bertambah pesat, juga berpengaruh terhadap
masyarakat Indonesia. Sebagian besar kondisi social ekonomi masyarakat
Indonesia berciri agraris. Oleh karena itu pertanian menjadi sector yang sangat
penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini didasari
oleh:
a.
Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan
pesat.
b.
Tingkat produksi pertanian yang masih sangat
rendah.
c.
Produksi pertanian belum mampu memenuhi
seluruh kebutuhan penduduk.
Maka,
berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan
produksi pertanian dengan melakukan berbagai cara diantaranya dikenal dengan
sebutan sebagai berikut:
1.
Intensifikasi
pertanian
Intensifikasi
pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan
pancausaha tani, panca usaha tani ini meliputi:
Ø pemilihan
dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul.
Ø pemupukan
yang teratur.
Ø pengairan
yang cukup.
Ø pemberantasan
hama secara intensif.
Ø teknik
penanaman yang lebih teratur.
2.
Ekstensifikasi
pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu usaha
meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha
penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak.
3.
Diversifikasi
pertanian
Diversifikasi
pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan
keanekaragaman usaha tani.
4.
Rehabilitasi
pertanian
Rehabilitasi
pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan
daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Dalam pelaksanaannya Revolusi Hijau dilakukan dalam bermacam
bentuk dan cara. Di
Indonesia misalnya Revolusi Hijau dilakukan melalui “komando dan subsidi”.
Program BIMAS atau Bimbingan Massal tahun 1970 adalah salah satu bentuk
pelaksanaan Revolusi Hijau. Bimas adalah suatu paket program pemerintah yang
berupa teknologi pertanian, benih hibrida, pupuk kimia, pestisida, dan bantuan
kredit. Ketika jumlah peserta BIMAS menurun, pemerintah melontarkan program
baru INMAS (intensifikasi massal) yakni suatu program kredit sebagai lanjutan
bagi peserta Bimas. Pada tahun 1979 sekali lagi sebuah program baru bernama
INSUS (intensifikasi khusus) diluncurkan. Tujuannya adalah untuk mendorong
petani menanam tanaman sambil mengontrol hama padi.
Program-program
yang diluncurkan pemerintah ini dibarengi dengan beberapa subsidi.
Bentuk-bentuk subsidi tersebut adalah
a.
bantuan dan subsidi besar
besaran terhadap harga pupuk kimia.
b.
subsidi terhadap kredit
pertanian.
c.
pembayaran gabah oleh negara
melalui operasi pembelian dengan harga dasar dan pembangunan stok persediaan.
d. meningkatkan kuantitas irigasi serta pinjaman modal melalui utang
luar negeri.
Hasil kuantitatif Revolusi Hijau di Indonesia memang menakjubkan.
Di satu pihak pertanian di Jawa mampu memproduksi dua kali lipat padi dari
hasil pertanian di Pulau Jawa tahun 1960-an. Jawa menyumbangkan lebih dari rata
rata kontribusi pangan nasional, dalam arti hasil dibanding daerah lain di
Indonesia, dan karena itu memainkan peran utama dalam perubahan status
Indonesia dari pengimpor beras terbesar menjadi mandiri pada tahun 1985.
Namun
demikian jika dilihat secara kwalitatif dan kritis, terdapat berbagai persoalan
yang berdampak terhadap meningkatnya kemiskinan di pedesaan, urbanisasi, serta
represi politik terhadap kaum tani. (Banyak study telah dilakukan diantaranya
oleh Gunawan Riyadi).
Dalam rangka untuk mencegah terjadinya penolakan penyebab
marginalisasi akibat dari program terebut pemerintah telah menerapkan suatu
mekanisme konrol politik dengan memperkenalkan “floating mass policy”,
yakni melarang organisasi massa dan politik berkembang di tingkat desa.
Pemilihan kepala desa diganti dengan sistim penunjukan, dan sering kali dengan
seorang militer untuk melengkapi Komando rayon militer di tingkat kecamatan.
Pembentukan KUD sebagai satu-satuya koperasi di tingkat kecamatan, serta
kebijaksanaan tentang pemerintahan desa yang berlaku sejak tahun 1979 untuk
menggantikan model rembug desa, adalah juga proses pembatasan politik petani
melalui penciptaan lembaga yang bisa kontrol.
Revolusi
Hijau dapat memberikan keuntungan bagi kehidupan umat manusia, tetapi juga
memberikan dampak negatif bagi kehidupan umat manusia.
Dampak
positif Revolusi Hijau bagi umat manusia, antara lain sebagai berikut:
a.
Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman
jenis unggul berumur
pendek sehingga intensitas penanaman per tahun menjadi bertambah (dari satu
kali menjadi dua kali atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja
yang dibutuhkan lebih banyak. Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan
hama dan penyakit akan menambah kebutuhan tenaga kerja
b.
Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan
petani. Dengan paket teknologi, biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat
produksi yang dihasilkannya akan memberikan sisa keuntungan jauh lebih besar
daripada usaha pertanian tradisional
c.
Revolusi Hijau dapat merangsang kesadaran
petani dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya teknologi. Dalam hal ini,
terkandung pandangan atau harapan bahwa dengan masuknya petani ke dalam arus
utama kehidupan ekonomi, petani, dan masyarakat pada umumnya akan menjadi
sejahtera
d. Revolusi
Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil melimpah akan
melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di masyarakat. Hal ini sudah
terjadi di beberapa negara, misalnya di Indonesia.
Namun,
bukan hanya danpak positif saja yang diberikan akibat adanya revolusi hijau
ini, ada juga dampak negatif yang muncul akibat revolusi hijau ini.
Dampak negatif
munculnya Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain sebagai
berikut:
a.
Sistem bagi hasil mengalami perubahan.
Sistem panen secara bersamasama pada masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem
upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga
kerja. Akibatnya, kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.
b.
Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai
hubungan sosial di daerah pedesaan makin kuat.
c. Ketergantungan
pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga
berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.d.
Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara
keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani
kaya.
INDUSTRI PERTANIAN
Industri
pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati dengan
bantuan tekhnologi industri. Tekhnologi industri itu dapat menghasilkan
berbagai macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri
pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut:
· Industri pengolahan hasil tanaman pangan
termasuk hortikultura.
· Industri pengolahan hasil perkebunan seperti
industri minyak kelapa, industry barang-barang karet dan sebagainya.
· Industri pengolahan hasil perikanan seperti
industri pengolahan udang, rumput laut, ubur-ubur dan lain sebagainya.
· Industri pengolahan hasil hutan seperti
pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan ranyon, serta industri pengolahan rotan.
· Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas
alam, serta eksploitsi sumber-sumber yang baru.
· Industri pestisida yang dikembangkan
terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
· Industri mesin dan peralatan pertanian.
Upaya
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industry pertanian agar lebih baik
yaitu:
Ø Melakukan panca usaha tani
Ø Penanganan pascapanen
Ø Menentukan harga yang layak bagi
produsen dan konsumen.
Ø Penyediaan sarana dan prasarana
Ø Pengembangan dan pemanfaatan
tekhnologi.
Ø Pemanfaatan lahan kering, pekarangan
dan rawa.
Pada dasarnya perekonom ian Indonesia bersifat agraris, bahkan
hamper 80% wilayah Indonesia merupakan daerahpertanian dan sebagian besar
penduduk indionesia bekerja di sektor pertanian.
Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk
kegiatan industri, seperti industri furnitur, tekstil, kertas, rokok, dan lain
sebagainya. Sudah tentu, pengolahan hasil produksi pertanian itu ditempuh
melalui proses industri pabrik. Beberapa pabrik industri pengolahan hasil
pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di
bandung, pabrik kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di
semarang dan lain sebagainya.
INDUSTRI NON PERTANIAN
Industri
non pertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian,
meliputi industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri
pertambangan dan energi, industri semen, besi baja, perakitan kendaraan
bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan untuk meningkatkan
produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang. Untuk
memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984
pemerintah menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka Landasan”
bidang industri dengan sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth
Center) “sebuah proyek percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu wilayah
terpadu dari pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas, dan
sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang, dan
Kalimantan Timur.
1. Industri Pertambangan dan Energi
Industri
pertambangan dan industri diarahkan pada pemanfaatan dan penyediaan bahan baku
bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan ekspor.
Contohnya
adalah:
Ø industri tambang batu bara di
Sawahlunto
Ø industri tambang emas di Irian Jaya
Ø industri tambang minyak bumi di
Balikpapan, Palembang
Ø industri tambang timah di Belitung
Ø industri semen di Gresik, Padang,
Cibinong, Ujung Pandang
2.
Industri Elektronika
Perkembangan
elektronika di Indonesia semakin maju seiring bermunculan perusahaan
elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan Panasonic
bergabung menjadi Panasonic).
3. Industri Pariwisata
Indonesia
(Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata
internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi.
Adapun keuntungan industri wisata adalah:
Ø mendatangkan devisa Negara
Ø memperluas lapangan kerja
Ø memacu pembangunan daerah
Ø meningkatkan rasa cinta tanah air
Ø mengembangkan kerajinan rakyat.
Menurut
UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara nasiona membagi industri
menjadi 4 kelompok,yaitu:
· Industri mesin dan logam dasar (industri
hulu).
· Industri kimia dasar (industri hulu).
· Kelompok aneka industri (industri hilir).
· Industri kecil termasuk industri rumah
tangga.
Perkembangan
industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup
menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu
oleh masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut:
· Swasembada Beras
· Kesejahteraan Penduduk
· Perubahan Struktur Ekonomi
· Perubahan Struktur Lapangan Kerja
· Perkembangan Investasi