Monday, July 30, 2018

PENERAPAN DEMOKRASI DI TURKI


DEMOKRASI DI TURKI
Indah Nur Azizah
Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia,
Jl. Dipatiukur No 116, Bandung, Indonesia

E-mail: indahnurazizah12@gmail.com

Abstrak
Demokrasi di Turki terjadi pada saat pemerintahan Mustafa Kemal At-Tataruk dengan mendeklarasikan bahwa Turki menjadi negara republik dan menghapus sistem kesultanan dan kekhalifaan di Turki. Demokrasi di Turki semakin membaik semenjak partai Adalet Ve Kalkinma (Partai Keadilan dan Pembangunan) mendominasi kursi di parlemen. Partai AKP ialah partai berbasis islam yang dibentuk oleh Recep Tayyip Erdogan dan Abdullah Gul. Kepercayaan rakyat Turki terhadap partai AKP menjadikan partai AKP memenangkan pemilihan umum tiga kali berturut-turut.

Abstract
Democracy in Turkey occurred at the time of Mustafa Kemal At-Tataruk government by declaring that Turkey became a republic and abolished the sultanate and khalifah system in Turkey. Democracy in Turkey has improved since the Adalet Ve Kalkinma (Justice and Development Party) party has dominated seats in parliament. The AKP Party is an Islamic based party formed by Recep Tayyip Erdogan and Abdullah Gul. The Turkish people's confidence in the AKP party made the AKP party win the election three times in a row.

Keywords: Turkey, Democracy,  Erdogan, Adalet Ve Kalkinma Partisi, International Relation.

1.        Pendahuluan
Demokrasi secara etimologis terdiri dari dua kata yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu “demos” dan “cratos”. Demos artinya rakyat atau penduduk suatu tempat sedangkan cratos artinya kekuasaan atau kedaulatan. Jadi demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.[1]
1.1   Latar Belakang
Turki merupakan negara yang dahulunya negara kekaisaran islam ottoman. Turki memiliki sejarah gemilang dalam peradaban islam. Dimana Turki pernah menjadi pusat kekuasaan dunia islam yang tidak terkalahkan selama kurang lebih 8 abad.[2] Turki Utsmaniyah berada dipuncak kejayaannya pada saat pemerintahaan Sultan Sulaiman Al Qanuni.
Sultan Sulaiman Al Qanuni dilahirkan pada tahun 900 H di kota Trabzon. Turki menjadi negara yang sangat kuat dan berkuasa pada masa pemerintahannya. Ia berhasil memperluas pengaruh dan wilayah kerajaan serta menertibkan wilayah yang ingin melepaskan diri dari otoritas Turki. Sultan Sulaiman juga berhasil menghentikan pemberontakan dan mengusir penjajah Eropa dari Timur Tengah.[3]
Turki menjadi negara yang dulunya kerajaan menjadi negara demokrasi pada masa pemerintahan Mustafa Kemal At-Tataruk. Perubahaan sistem pemerintahan Turki menjadi republik pada tahun 1923. Mustafa Kemal At-Tataruk menghapus sistem kekhalifahan di Turki pada 3 Maret 1924.[4]
Perkembangan demokrasi di Turki dewasa ini semakin membaik dibawah pemerintahan Recep Tayyip Erdogan. Recep Tayyip Erdogan, lahir pada tahun 1954 di kasimpasa, sebuah kawasan penduduk kelas menengah ke bawah kota Istanbul.[5] Erdogan merupakan pemimpin Turki yang islamis dan membentuk partai yang berbasis islam, yaitu Adalet Ve Kalkinma Partisi (AKP). Partai AKP cukup mewarnai sistem politik di Turki. Dimana AKP berhasil menjembatani masayarakat sipil-militer, Islamis-sekular dan gerakan sosial keagamaan yang mampu diakomodir menjadi kebijakan partai dalam menentukan berjalannya pemerintahan dengan baik.[6]
1.2   Rumusan Masalah
1.       Bagaimanan awal perkembangan demokrasi di Turki?
2.       Bagaimana pengaruh partai AKP dalam demokrasi Turki saat ini?
1.3   Maksud dan Tujuan
1.       Untuk mengetahuin awal perkembangan demokrasi di Turki.
2.       Untuk mengetahui pengaruh partai AKP dalam demokrasi Turki pada saat ini.
1.4   Kegunaan Penelitian
Mengetahui bagaimana demokrasi di Turki

2.         Kajian Pustaka dan Kerangka
2.1   Sekulerisme dan Islamisme
Sekularisme adalah suatu pemahaman atau ideologi bahwa sebuah institusi, badan, atau negara harus dipisahkan dari agama. Munculnya paham sekularisme dan penanamannya di Turki dipengaruhi oleh Mustafa Kemal At-Tataruk. Sekularisme merupakan kekuasaan negara yang didesain dapat mengontrol agama, tidak hanya memasukkan agama ke dalam ranah pribadi dan menyingkirkan agama dari ranah publik.[7]
Islamisme adalah suatu konsep bahwa institusi, badan atau negara yang berbasis islam. Turki menerapkan islamisme pasca sekulerisme yang dianut oleh Mustafa Kemal. Tujuan diterapkannya islamisme di Turki untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai tradisi islam masih ada didalam kehidupan rakyat Turki dan hubungan Turki dengan negara-negara muslim.

3.         Objek dan Metode Penelitian
3.1   Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui studi kepustakaan, yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
3.2   Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk penelitian hukum normatif ini adalah dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Proses penalaran yang digunakan dalam menarik kesimpulan adalah dengan menggunakan metode berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang mendasarkan pada hal-hal yang bersifat umum.

4.         Hasil dan Pembahasan
Turki adalah negara Republik Konstitusional yang demokratis dengan luas negara 783.572 km. Jumlah penduduk Turki adalah 76.865.524 jiwa dan mayoritas beragama Islam (Sunni) dengan presentase 99,8% (Kaiser, 2013). Pada tahun 1923, Mustafa Kemal Atarturk terpilih menjadi Presiden Republik Turki pertama. Setelah Atarturk menjadi Presiden, terjadi pembaharuan di Turki konstitusi mengumumkan bahwa Republik Turki sekarang adalah negara sekuler.[8]
4.1   Awal Perkembangan Demokrasi di Turki
Perubahan sistem pemerintahan Turki dari kerajaan (Turki Utsmaniyah) menjadi republik (Turki modern) dimulai pada saat pemerintahan Mustafa Kemal At-Tataruk. Mustafa Kemal dilahirkan pada tahun 1881 di kota Salonika, Yunani. Mustafa Kemal melakukan aksi anti pemerintah, karena ia merasa lemahnya Sultan yang berkuasa yang mengakibatkan wilayah-wilayah kekuasaan Turki Utsmaniyah jatuh ke tangan negara-negara barat. Serta Mustafa Kemal melakukan perlawanan terhadap negara barat dan berhasil merebut kembali wilayah kekuasaan Turki. Mustafa Kemal membentuk Majelis Nasional Agung (MNA) pada tahun 1920 dan ia diangkat sebagai ketua majelis. Seiring berjalan waktu, dukungan terhadap Mustafa Kemal semakin kuat sehingga ia dipilih menjadi presiden pertama Turki pada 29 Oktober 1923 oleh MNA[9]
MNA melakukan sidang pertama dan menghasilkan 5 keputusan sidang, yaitu:
1.       Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat Turki.
2.       MNA adalah kekuasaan tertinggi.
3.       MNA berfungsi sebagai Lembaga legislatif dan eksekutif.
4.       Tugas pemerintah dijalankan oleh Majelis Negara yang anggotanya dipilih dari MNA.
5.       Ketua MNA merangkap sebagai ketua Majelis Negara.[10]
Mustafa Kemal menerapkan sistem sekuler yang memisahkan agama dengan sistem politik dan ia dijuluki sebagai bapak Turki Modern, karena telah menerapkan pemikiran barat dalam sistem pemerintahannya. Sistem kesultanan dan kekahalifaan dulu yang dianut Turki mulai dihapuskan dari sistem pemerintahan secara resmi pada 3 Maret 1924. Mustafa Kemal menggunakan kekuatan militer untuk mengawal konstitusi Turki.[11]
4.2   Pengaruh Partai AKP dalam Demokrasi di Turki
Partai AKP merupakan partai berbasis islam yang dibentuk oleh presiden Turki ke-12 yaitu Recep Tayyip Erdogan dan mantan presiden Turki, Abdullah Gul. Partai AKP adalah suatu kelompok elit politik muslim Turki yang berkompetisi di dunia perpolitikan guna untuk mempersentasikan nilai-nilai keislaman yang moderat ditengah arus sekularisme.[12] Eksistensi dan visibilitas partai islam di dunia politik terlihat pada tahun 1961-1980. Partai AKP lahir dari beragam aspek yang terjadi dan berkembang dalam politik Turki kontemporer dengan sekularisme.[13]
Saat Erdogan menjabat sebagai perdana menteri Turki, keadaan Turki mengalami kemajuan yang pesat sehingga Turki disegani dan menjadi salah satu negara terkuat di Eropa. Karena telah mendapat kepercayaan dari rakyat Turki, partai AKP memenangkan kembali dalam pemilu partai untuk mengisi kursi parlemen Turki pada 2011 setelah memenangkan tiga kali pemilu.[14] Dimana pada pemilu 2002, partai AKP menang dengan 34 persen suara dan partai AKP menjadi partai yang berkuasa mendapatkan 367 kursi dari 550 kursi di parlemen. Kemenangan kembali diraih partai AKP dalam pemilu tahun 2007, dimana Recep Tayyip Erdogan menjadi perdana menteri Turki dan Abdullah Gul menjadi presiden Turki. Pada pemilu 2011, partai AKP memperoleh suara sebanyak 49.9 persen dari pemilu yang diikuti oleh 15 partai. Partai lain memperoleh suara pada pemilu 2011, diantaranya Cumhuriyat Halk Partisi (CHP) dengan suara 25,9 persen dan Milliyetci Harekat Partisi (MHP) dengan suara 12,9 persen.[15] Ini menunjukan bahwa rakyat Turki percaya terhadap partai AKP karena mampu menyampaikan aspirasi masyarakat Turki.
       Turki melakukan pemilu presiden pada tanggal 10 Agustus 2014. Pemilu presiden Turki secara langsung dilakukan pertama kali setelah 91 tahun. Karena presiden Turki terdahulu dipilih oleh parlemen. Ada 3 tiga calon yang maju kedalam pemilu presiden 2014 diantaranya: Ekmeleddin ihsanoglu (Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam), Selahattin Demirtas (politisi etnis Kurdi di Turki), dan Recep Tayyip Erdogan (Perdana Menteri Turki). Hasil pemilu presiden Turki dimenangkan oleh Recep Tayyip Erdogan dan dilantik pada 28 Agustus 2014.[16] Karena pemilu presiden Turki 2014 dipilih secara langsung oleh rakyat Turki dan dimenangkan oleh Erdogan membuktikan bahwa citra Erdogan baik dimata rakyat Turki sebagaimana rakyat Turki telah melihat perubahan yang dilakukan parlemen Turki (AKP) dan mempercayakan Erdogan yang notabene-nya pelopor terbentuknya partai AKP menjadi pemimpin Turki saat ini.

5.         Kesimpulan
Turki bukan lagi menjadi negara ottoman tetapi telah terjadi perubahan sistem pemerintahan menjadi republik karena melihat sistem kesultanan tidak cocok dengan pemerintahan Turki dan sistem kesultanan ini lah penyebab wilayah kekuasaan Turki direbut oleh penjajah-penjajah barat menurut Mustafa Kemal AT-Tataruk. Kekuasaan menjadi berada di tangan rakyat Turki. Namun, Mustafa Kemal menerapkan paham sekulerisme yang memisahkan urusan agama dengan sistem pemerintahan. Rakyat Turki memerlukan perubahan sehinggu muncullah partai dan pemimpin negara yang mampu melakukan perubahan di Turki. Partai AKP dipercaya rakyat Turki untuk melakukan perubahan tersebut. Sehingga memenangkan pemilihan umum beturut-turut.



[1] Azra, Azyumardi. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Jakarta.
2 Hidayat, Komaruddin. 1990. Pengantar buku Binnaz Toprak, Islam dan Perkembangan Politik di Turki. Yogyakarta: Tiara Wacana.


[3] Urusan Dunia. “Sejarah Kerajaan Ottoman”, dalam https://urusandunia.com/sejarah-kerajaan-ottoman/#! diakses 22 April 2018.
4 A. Miftahul Amin, “Pengaruh Adalet Ve Kalkinma Partisi (AKP) dalam Transformasi Peta Politik di Turki”, Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia, Vol. 4, No. I, Nov. 2014
5 Ibid:146.


[6] Ibid: 141.
7 M. Hamdan Basyar. 2015 Pertarungan dalam Berdemokrasi: Politik di Mesir, Turki, dan Israel. Jakarta: UI Press.

[8] Suara Jakarta. “Kemenangan Islam dan Demokrasi Serta Gagalnya Kudeta di Turki”,ndalam http://suarajakarta.co/opini/kemenangan-islam-dan-demokrasi-serta-gagalnya-kudeta-di-turki/ diakses 23 April 2018.
[9] Imron Mustofa, “Turki Antara Sekularisme dan Aroma Islam; Studi atas Pemikiran Niyazi Berkes”, El-Banat, Vol. 6, No. 1, Januari-Juni 2016.
[10] Muhammad Nur Hadi. 2013. “Seajarah dan Perkembangan Demokrasi di Turki”, dalamhttp://www.infopasuruan.averroes.or.id/sejarah-dan-perkembangan-demokrasi-di-turki.html diakses 22 April 2018.
[11] Amin, op. cit: 138-139.
12 Ibid: 141.
13 Ibid: 142
14 Ahmad Junaidi, “Kebijakan Politik Recep Tayyip Erdogan dan Islamisme Turki Kontemporer”, Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia, Vol. 6, No. 1, Nov. 2016.
15 Amin, op.cit: 140
16 Ibid: 172.






No comments:

Post a Comment