CHECHNYA
Paper
Diajukan
untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Diplomasi HI di Eropa
Oleh:
Indah
Nur Azizah
ILMU
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS
KOMPUTER
Jalan
Dipatiukur No. 112-116 Bandung Telp. (022)2504119, (022)2506634
Website:
http://www.unikom.ac.id
TAHUN
2016/2017
Latar belakang
Awalnya Chechnya merupakan suatu
wilayah yang bebas, tetapi pada abad ke-18 Rusia dibawah pemerintahan Tsar
Peter Agung yang memiliki karakter ekspansif, kemudian dilanjutkan oleh Tsar
Katherina Agung II mulai berhasil menganeksasi wilayah-wilayah pegunungan
Kaukasus Utara, salah satunya wilayah bangsa Chechen yakni, Chechnya.
Republik
Chechnya merupakan salah satu negara bagian yang ada di Rusia. Sejak pertama
kali bergabung dengan Rusia pada tahun 1870-an, kawasan ini memang tidak pernah
sepi dari berbagai konflik. Kondisi ini disebabkan karena sejak awal rakyat
Chechnya memang sudah tidak setuju untuk bergabung dengan Rusia. Proses
masuknya Chechnya kedalam bagian kerajaan Rusia diwarnai dengan pertempuran
yang sangat panjang dan memakan waktu hampir 50 tahun dari tahun 1817 hingga
1864. Rusia baru berhasil merebut Chechnya pada tahun 1870-an. Pertempuran yang
sangat lama ini membuat masyarakat Chechnya memiliki cara pandang yang negatif
terhadap Rusia.
Konflik yang
terjadi di Chechnya disebabkan oleh beberapa factor, seperti factor ekonomi,
politik, ideologi dan juga factor dari bangsa Chencen, penduduk asli Chechnya
yang dendam terhadap tindakan politik dan militer yang dilakukan oleh
pemerintah Uni Soviet pada saat itu dan itu menjadi alasan dasar bangsa
Chenchen untuk bangkit melawan. Adanya kebijakan Glasnot dan Perestroika yang
ditetapkan oleh Mikhael Gorbachev membuat Chechnya gencar melakukan
pemberontakan dan memerdekan diri dari Rusia. Banyaknya perlawanan dan
pemberontakan yang terjadi di Chechnya akibat pemerintahan Rusia yang otoriter
menimbulkan konflik-konflik internal antar pemimpin Chechnya yang menginginkan
kekuasaan dan pengaruh di antara rakyat dataran tinggi/gunung. Perlawanan kaum
separatis Chechnya (yang biasanya berasal dari etnis-etnis keras dan golongan
Islam garis keras) selama berusaha memisahkan diri dari Rusia selalu mendapat
perlawanan dari saudara mereka sendiri yang lebih pro-Rusia (biasanya berasal
dari pemimpin-pemimpin yang sekuler maupun kaum agamis yang tradisional).
Konflik tersebut menyebabkan meletusnya perang Chechnya tahun 1994 di Moskow.
Pada saat itu Chechnya dipimpin oleh mantan Mayjen Dzokhar Dudayev, dan ia mempoklamirkan
Republik Chechnya Ichkeria.
Masalah
A.
Pemerintahan
Pada
masa pemerintahan Dzhokhar Dudayev
Dzhokhar Dudayev adalah seorang
Marsekal Udara Soviet, pemimpin Chechnya yang pertama dan presiden Republik
Chechnya Ichkeria, sebuah negara yang memisahkan diri di Kaukasus Utara. Ia
adalah seorang pemimpin Perang Chechnya Pertama. Ia lahir pada tanggal 15 April
1944 dan ia merupakan seorang pemimpin kelompok militan yang melakukan
penyerang terhadap Partai Komunis setempat dan menewaskan Kepala Partai, Vitaly
Kutsenko. Serangan tersebut membuat Rusia marah dan mengerahkan pasukannya ke
Chechnya tepatnya di kawasan Grozny untuk melakukan pembasmian para militan. Namun
upaya tersebut gagal karena pasukan yang dikirim justru dikepung oleh militan
milik Dudayev.
Pada
tahun 1993, militan ini sudah tidak sabar melihat hasil perundingan dengan
Rusia yang selalu mengalami jalan buntu. Mereka memutuskan untuk
mendeklarasikan kemerdekaan Chechnya dengan nama Republik Chechnya Ichkeria
(Chri). Dalam kemerdekaan ini, Dudayev diangkat menjadi Presiden. Sebagaimana
yang biasa terjadi pada negara yang baru merdeka, Chechnya juga dilanda oleh
krisis politik. Banyak rakyat Chechnya yang mendukung Dudayev, namun tak
sedikit pula yang menuntutnya untuk lengser. Berbagai upaya kudeta dilakukann
untuk melengserkan Dudayev dari kursi kepresidenan namun selalu gagal. Di kubu
pemerintahan juga banyak diwarnai oleh intrik politik, pada bulan Juni 1993
Dudayev sempat membubarkan Parlemen karena menunjukkan mosi tidak percaya
terhadapnya.
Dudayev mulai menunjukkan sikap
otoriternya, kondisi krisis politik dan krisis kepercayaan ini dimanfaatkan
oleh Rusia untuk menyerang Chechnya. Pasukan Rusia mulai memasuki Chechnya
dengan alasan untuk memobilisasi keamanan yang semakin kacau di Chechnya.
Kehadiran pasukan Rusia ini ditentang oleh Dudayev karena dianggap sebagai
intervensi terhadap negaranya. Namun pemerintah oposisi Chechnya yang tidak
suka dengan Dudayev justru mendukung kehadiran Rusia dan meminta bantuan Rusia
dalam melengserkan Dudayev dari kursi kepemimpinan. Perang sipil di Chechnya
pun semakin membara karena pasukan pemerintah dibiayai oleh Dudayev sedangkan
pasukan oposisi mendapat pasokan dari pemerintah Rusia.
Pada masa pemerintahan Ramzan
Akhmadovich Kadyrov
Ramzan
Kadyrov adalah Presiden pemerintah Federal Rusia, Republik Chechnya sejak 15
Februari 2007. Ia dilantik sebagai presiden Chechnya pada 6 April 2007 atas
penunjukan Presiden Vladimir Putin. Dengan tangan kanannya di atas UUD
Chechnya, Ramzan diambil sumpah kepresidenannya di Kota Gudermes dengan
pengamanan ketat. Tiap jarak 100 meter, polisi Chechnya mendirikan pos
pemeriksaan. Ramzan adalah mantan pemimpin pemberontak yang dikenal dekat
dengan Kremlin. Ayahnya adalah mantan Presiden Akhmad Kadyrov yang dibunuh pada
Mei 2004. Ia mempunyai sebuah tentara pribadi yang dikenal sebagai Kadyrovit.
Sebelum menjadi presiden, Ramzan Kadyrov
melakukan politik sepakbola pada masa kampanye-nya. Dimana sepakbola yang
dijadikan sebagai alat politiknya guna untuk meredam tendensi kekerasan
Chechnya sekaligus menampik isu jika daerah kekuasaannya tersebut masih terlalu
berbahaya bagi orang asing. Ramzan ingin mencitrakan Chechnya sebagai wilayah
yang sudah aman dan ramah. Ia juga mengatakan bahwa sepakbola membawa sukacita
bagi kehidupan orang-orang Chechnya, ia juga mendirikan sebuah klab sepakbola
Chechnya dan stadion Akhmat Arena sebagai salah stadion berstandar
internasional di Chechnya. Itu merupakan bentuk bukti dari politik sepakbola
yang percaya Chechnya dipandang sebagai Negara yang sudah aman dan ramah.
Namun, untuk mencapai ambisinya tersebut Ramzan melakukan cara-cara kotor.
Ramzan dipilih dan dilantik secara de facto oleh pemerintahan Rusia di
Moskow. Ramzan dikenal sebagai tangan kanan atau kepercayaan Vladimir Putin,
karena Ramzan mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan presiden Rusia
tersebut. Hal ini berbeda dari presiden-presiden Chechnya terdahulu yang anti
terhadap Rusia. Ramzan Kadyrov adalah tokoh etnik Chechnya yang penuh
kontroversi. Pendidikannya tergolong sangat rendah. Namun Rusia
menggambarkannya sebagai orang yang berhasil memulihkan stabilitas Chechnya dan
membangun kembali Grozny, ibu kota Chechnya, dari kehancuran perang. Sementara
berbagai kelompok pembela hak asasi manusia, bahkan Dewan HAM Eropa,
menggambarkan Kadyrov sebagai tokoh yang bergelimangan darah.
Ramzan Kadyrov merupakan seorang
bertangan besi, karena beliau berkuasa
dengan menggunakan kekerasan, serta memimpin milisi yang menculik, menyiksa dan
membunuh warga dan pemberontakan di Chechnya. Walaupun seorang bertangan besi,
Ramzan juga merupakan seorang muslim yang taat terhadap agamanya, ia mewajibkan
bagi pasukannya Kadyrovit untuk melaksanakan sholat subuh dan isya berjamaah,
jika tidak maka akan mendapat hukuman berupa pemecatan.
B.
Ekonomi
Pada
Zaman Dahulu
Chechnya merupakan Negara federasi
Rusia yang berpenghasil minyak dan akses transportasi dan fasilitas untuk
membawa minyak ke Laut Kaspia dari Azerbaijan ke tujuan Eropa melalui pipa
strategis di seluruh Chechnya. Selain itu, Chechnya terletak berbatasan Georgia
yang telah memetakan kebijakan luar negeri Negara itu dengan dukungan Amerika
Serikat. Oleh sebab itu Rusia ingin pertahankan Chechnya di bawah kendalinya
agar pengaruh Amerika tidak masuk lebih dalam ke wilayah Rusia lainnya. Itu
adalah alasan mengapa Rusia tidak memberikan kemerdekaan bagi Chechnya,
sehingga bangsa Chenchen atau penduduk asli Chechnya melakukan pemberontakan
dan terjadilah perang Chechnya I dan II. Banyak rumah-rumah dan industry di
Chechnya hancur, banyak penduduk Chechnya yang hilang pekerjaan sehingga angka
kemiskinan di Chechnya meningkat. Perekonomian Chechnya pada saat itu
benar-benar hancur, kilang-kilang minyak yang menjadi sector utama pendapatan
Chechnya di bakar.
Pada tahun 1921, kelaparan melanda
wilayah Volga dan upah untuk tentara buruh Kaukasia tidak dibayar. Hal tersebut
menyebabkan semangat dan disiplin para pekerja menurun sehingga rakyat Chechnya
yang bekerja di industry minyak dan sebagainya memilih berhenti dari
pekerjaanya dan kembali ke kehidupan pendesaan seperti bertani dan berternak.
Langkah tersebut diambil pemerintahan Chechnya untuk memulihkan kembali ekonomi
di Chechnya.
Sehingga awal tahun bagi Uni Soviet
merupakan periode pemulihan dan pembangunan ekonomi nasional di Chechnya. Dalam
waktu singkat, banyak perusahaan yang dibangun kembali dan diperluas, dan yang
baru didirikan. Pengembangan industri didampingi pertumbuhan jumlah pekerja,
terutama di kalangan orang-orang Chechen. Chechnya memainkan peran penting
dalam mendorong industrialisasi Uni Soviet, berkat cadangan minyak yang besar.
Itu hanya kedua Baku volume produksi, tapi menghasilkan lebih dari separuh
bensin di Uni Soviet.
Pada tahun 1930, Chechnya menjadi
republik industri yang paling maju di Kaukasus Utara. Industri utama termasuk
produksi minyak dan gas bumi, kilang, produksi bahan kimia, pembuatan peralatan
penggalian minyak, pengolahan makanan dan industri ringan dan cottage.
Pada awal 1940-an, Chechnya
menghasilkan 3-4 miliar ton minyak per tahun. Ada penurunan ditandai dalam
ekstraksi minyak mengikuti pengasingan dari Chechen dan Ingushetia pada 1944,
sebanyak teknisi berpengalaman dan insinyur yang tiba-tiba dipindahkan dari
tempat kejadian tanpa pengganti yang memadai. Produksi memuncak pada tahun
1971, ketika hampir 22 juta ton diekstraksi, dan setelah itu secara bertahap
turun.
Pada
Zaman Sekarang
Sebagai
Negara dari Federasi Rusia yang diberi otonom, Chechnya pada tahun 2000 diberi
anggaran oleh Rusia untuk merekonstruksi infrastruktur-infrastruktur dan
rumah-rumah warga yang hancur akibat perang yang terjadi diantara bangsa
Chenchen dengan pemerintahan Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin memberi
kebebasan dan kepercayaan terhadap Ramzan Kadyrov untuk membangun kembali
Chechnya. Walaupun sebagai Negara yang berpenghasilan minyak, nyatanya Chechnya
belum mampu untuk membangun infrastruktur di Negaranya jika ekonominya bertumpu
pada minyak bumi.
Dewasa
ini, jika melihat Grozny ibukota Chechnya telah banyak berubah. Gedung-gedung
pencakar langit serta hotel-hotel yang dibangun dan juga terdapat sebuah mesjid
yang megah ditengah-tengah kota Grozny, yaitu mesjid Akhmat Kadyrov. Mesjid ini
merupakan simbol dari budaya Chechnya kontemporer yang menampakkan keanggunan
dan kekayaan.
Pemerintah
Rusia juga telah meningkatkan perekonomian di Chechnya dengan mendorong
perusahaan-perusahaan Rusia, baik swasta maupun milik negara, untuk
berinvestasi di sana. Sektor pertama dari ekonomi dibangun kembali setelah
perang adalah industri minyak bumi. Selain itu, Lukoil, perusahaan minyak swasta
milik Rusia yang saat ini sedang membangun sebuah taman industri di luar Grozny,
contoh pembangunan infrastuktur di sector parawisata adalah sebuah resort ski
yang dibuka pada tahun 2012.
Salah
satu impian presiden Ramzan Kadyrov tercapai yaitu menjadikan Chechnya sebagai
Negara yang aman dan ramah tanpa dibayang-bayangi oleh masa lalu, terbukti
sekarang banyaknya investor yang berinvestasi di Chechnya. Namun, sekarang ini
Chechnya lebih terfokus pada pembangunan infrasturktur yang sempat hancur dan
tidak memperhatikan kehidupan warganya sebab angka pengangguran meningkat.
C.
Keamanan
Pada
Zaman Dahulu
Sejak
Republic Chechnya menyatakan kemerdekaannya tahun 1991, keadaan di Chechnya
semakin memanas. Rusia semakin gencar melakukan penyerang ke Grozny, ibukota
Chechnya guna untuk menggulingkan kekuasaan Dudayev. Pasukan militer Rusia dan
tank-tank milik Rusia dikirim ke Chechnya untuk memberantas para pemberontak
Chechnya. Pesawat militer Rusia membom pangkalan militer Chechnya dan warga
sipil di Grozny. Sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan ratusan warga
sipil yang mengungsi. Tidak hanya menyebabkan korban jiwa, banyak bangunan
pemukiman warga dan bangunan publik seperti rumah sakit, panti asuhan dan lain
sebagainya hancur.
Karena banyaknya pasukan militer
Rusia yang menduduki Chechnya untuk memberantas pemberontakan di Chechnya,
dilakukan pembatasan jam malam dimana warga sipil tidak boleh keluar di malam
hari dan juga pembatasan perjalanan dimana hanya ada beberapa jalanan di
Chechnya yang dijaga ketat. Karena pasukan militer Rusia mengira pemberontak
atau pasukan separatis pendukung Presiden Dudayev masuk dari jalan daerah
tersebut. Konflik Chechnya memicu perdebatan yang besar dalam pengambilan
keputusan yang pemerintah lakukan untuk hak-hak warga-warganya. Penyebaran
pasukan militer Rusia atas perintah presiden Yeltsin tanpa ada dari persetujuan
parlemen.
Pada tanggal 30 Juli 1995,
pemerintah dan pasukan yang setia kepada Presiden Chechnya, Dudayev
menandatangani protokol militer menyerukan gencatan senjata, pelucutan senjata
pemberontak, penarikan sebagian besar pasukan federal, dan pertukaran tahanan. Sehingga
kita dapat ketahui dari situasi panas antara Chechnya dan Rusia menyebabkan
kurangnya rasa aman bagi warga sipil maupun non-sipil yang berada di Chechnya.
Pada Zaman Sekarang
Kadyrovites,
adalah istilah dari anggota pasukan militer Kadyrov. Anggotanya diperkirakan
lebih 5000ribu pasukan militer Kadyrovites, yang anggotanya terdiri dari mantan
pemberontak. Pasukan milisi ini dibentuk sebagai pasukan pribadi Akhmad
Kadyrov, ayah Ramzan Kadyrov. Dibawah kepemimpinan presiden Ramzan saat ini,
Kadyrovites melakukan penculikan, pembunuhan dan lain sebagainya ke
pemberontak-pemberontak yang anti Rusia dan warga sipil Chechnya. Sebagaimana
kita tahu, presiden Ramzan lebih berpihak kepada Rusia bahkan ada yang
mengatakan hubungan presiden Ramzan dengan presiden Vladimir Putin, presiden
Rusia ibarat anak dan ayah.
Sehingga,
jika ada saja pembelot atau pemberontak yang bisa saja mengganggu Rusia, maka
presiden Ramzan akan mengerahkan pasukan milisinya untuk membereskan. Tindakan
tersebut banyak menuai kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia. Namun
semua kecaman tersebut dibantah oleh Kadyrov sendiri dan pada tanggal 29 April
2006, Ramzan Kadyrov secara resmi membubarkan pasukan khusus militernya,
Kadyrovity.
D.
Sosial
budaya
Pada
Zaman Dahulu
Chechnya pada masa pemerintahan Uni Soviet
merupakan negara kecil berbentuk republik otonomi Rusia dengan mayoritas
penduduknya adalah beragama Islam yang memilih untuk menjadi sebuah negara yang
merdeka pasca keruntuhan Uni Soviet. Chechnya bukan satu-satunya wilayah yang
menginginkan kemerdekaannya, tetapi justru Chechnya-lah yang tidak diakui
kemerdekaannya oleh Rusia, dibandingkan negara-negara eks-Uni Soviet lainnya,
misalnya Ukraina. Sikap Chechnya yang telah mantap untuk tidak bergabung dengan
Federasi Rusia mengakibatkan pemerintah Rusia menjadi berang, dan puncaknya
pihak Rusia pada 11 Desember 1994 menyerbu masuk ke dalam Chechya, maka
meletuslah Perang Chechnya-Rusia I (1994-1996) dan yang kemudian dilanjutkan
dengan Perang Chechnya-Rusia II (1999-2000).
Konfrontasi
Rusia dengan Chechnya merupakan salah contoh kasus polemik internasional yang
bukan lagi bersifat ideologis melainkan kultural. Chechnya yang mayoritas
Muslim menolak bergabung dengan Rusia, karena pemerintah Rusia memaksakan
pemerintahan yang sekular terhadap rakyat muslim Chechnya. Konflik antara
Rusia-Chechnya tidak terlepas dari masalah internal di dalam pemerintahan
Chehnya itu sendiri, yakni kelompok fundamentalis Muslim Chechnya yang ingin
menegakkan dan menerapkan syariat Islam di Chechnya. Sedangkan, kelompok oposisi
yang pro pemerintah Rusia berusaha untuk menegakkan pemerintahan yang sekular.
Uni
Soviet bahkan menguasai sistem pendidikan di Chechnya, mereka membakar semua
buku tentang pendidikan islam dan menyebarkan paham-paham mereka. Pada masa
pemerintahan Stalin, masyarakat Chechen diusir dan dan dipaksa untuk
meninggalkan rumah-rumah mereka, tiap keluarga hanya diperbolehkan membawa
barang seberat 20 kg, dan digiring menuju kereta barang, dalam kondisi musim
dingin yang bersalju.
Pada Zaman Sekarang
Dewasa
ini, Chechnya telah banyak berubah. Perubahan Chechnya didasari oleh presiden
Rusia, Vladimir Putin yang kini pro terhadap masyarakat Chechnya mayoritas
beragama islam. Ini berbeda dari pemerintahan presiden Rusia sebelumnya yang
sangat rasis terhadap masyarakat Chenchen. Hal tersebut dipergunakan oleh
presiden Chechnya yang menjabat sekarang, Ramzan Kadyrov. Karena ia diberi
kepercayaan oleh presiden Vladimir Putin, untuk mengelola kembali Chechnya, ia
membangun sebuah mesjid yang agung dan megah ditengah-tengah kota Grozny,
ibukota Chechnya. Mesjid ini diberi nama Akhmat Kadyrov.
Mesjid
ini didedikasikan untuk ayahnya, Ramzan Kadyrov. Mesjid ini merupakan mesjid
pertama terbesar dan termegah di Eropa. Mesjid ini merupakan simbol dari budaya
Chechnya kontemporer yang menampakkan keanggunan dan kekayaan. Tidak hanya
dibangun mesjid agung dan megah, Kadyrov juga membangun gedung-gedung pencakar
langit, hotel, apartemen, dan tempat wisata di kota Grozny. Dengan telah
dibangunnya gedung-gedung di kota Grozny, membuat Chechnya kembali hidup. Tidak
seperti masa dahulu, perang Checnya. Dimana gedung-gedung banyak yang hancur.
Presiden
Ramzan juga membangun sebuah stadion sepak bola, bernama Akhmat Arena. Stadion
Akhmat Arena sebagai salah stadion berstandar internasional di Chechnya, dan
juga membentuk sebuah klab sepak bola. Perkembangan ini, menampilkan Chechnya
merupakan Negara yang ramah dan aman sesuai dengan impian presiden Ramzan
Kadyrov.
SIMPULAN
Pemerintahan
Chechnya masa dulu dan masa sekarang sama-sama memiliki presiden yang otoriter.
Yang membedakannya adalah pada masa Dudayev terjadi krisis politik dimana
banyaknya kudeta untuk menggulingkan kedudukannya. Sedangkan pada masa Ramzan
Kadyrov, ia merupakan presiden yang pro terhadap pemerintahan Rusia. Ia
melakukan penculikan, penyiksaan dan pembunuhan terdahap pemberontak anti
Rusia.
Dari segi ekonomi pada masa dulu, keadaan Chechnya
terburuk. Terjadinya kelaparan di Volga (masih wilayah Chechnya) tahun 1921 dan
ketidakadilan dalam memberikan upah pekerja sehingga banyak yang berhenti dari
pekerjaannya dan banyak yang kembali bermatapencaharian beternak dan bertani.
Namun awal tahun bagi Uni Soviet terjadi pemulihan dan pembangunan ekonomi
nasional di Chechnya. Tahun 1930, Chechnya menjadi republik industri yang maju.
Dewasa ini, ekonomi Chechnya sudah membaik. Diliat mulai banyaknya investor
yang melakukan investasi di Chechnya dan pembangunan infrastruktur di Chechnya
mulai berkembang.
Situasi keamanan di Chechnya pada masa dulu merupakan
situasi yang paling menakutkan. Karena nyawa-nyawa warga Chechnya terancam
akibat dari perang pada masa itu. Jika dibandingkan dengan situasi keamanan di
Chechnya sekarang mulai dikatakan sedikit aman. Karena pasukan khusus militer,
Kadyrovity yang menjaga keamanan dari pemberontak anti Rusia.
Adanya diskriminasi dari Rusia terhadap bangsa Chenchen
pada masa itu. Sehingga bangsa Chenchen melakukan perlawanan akibat dari
tindakan rasis Rusia dan terjadilah perang. Sekarang Chechnya tidak perlu
merasa bahwa Rusia melakukan diskriminatif seperti dulu. Karena presiden Rusia
sekarang pro terhadap masyarakat muslim di Chechnya dan member otonom ke Ramzan
Kadyrov. Ia membangun mesjid Akhmat Kadyrov yang besar dan megah di kota
Grozny. Mesjid ini menunjukan bahwa Rusia tidak se-rasis seperti dulu. Bahkan
Kadyrov juga membangun stadion sepak bola, membentuk klab sepak bola dan
membangun gedung-gedung infrastuktur di Chechnya.
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Chechnya
https://id.wikipedia.org/wiki/Dzhokhar_Dudayev
https://id.wikipedia.org/wiki/Ramzan_Kadyrov
http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2015/07/28/113941/2976849/1497/ramzan-kadyrov-dan-politik-sepakbola-di-republik-chechnya
http://www.dw.com/id/kadyrov-jadi-presiden-chechnya/a-2932571
http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/mengenang-perjuangan-muslim-chechnya-yang-belum-usai.htm
http://www.sras.org/chechnya
http://www.ft.com/cms/s/2/8233d33c-ecd0-11e4-a81a-00144feab7de.html
Jamioukha, Amjad, M. 2005. The Chechens: A Handbook.
Florence, Ky: Routledge.